Menjadi orang tua adalah satu perasaan paling bahagia dalam hidup. Kita dapat dan akan melakukan yang terbaik bagi buah hati kita termasuk dalam mempersiapkan masa depan mereka. Untuk melakukan ini baiklah jika kita melakukannya sedini mungkin, dari sebelum ia lahir.
Prumy child memberikan perlindungan terhadap kelainan bawaan pada anak.
32 KONDISI KRITIS PRU juvenile crisis cover;
1. Anemia Aplastik
2. Sindrom Apallic
3. Meningitis Bakteria
4. Tumor Otak Jinak
5. Kebutaan
6. Transplantasi sumsun tulang belakang
7. Bedah otak
8. Kanker selain leukimia
9. koma
10. Penyakit paru kronis
11. Tuli
12. Radang Otak
13. Glomerulonefritis dengan sindrom nefrotik
14. Penyakit tangan, kaki dan mulut dengan komplikasi berat
15. Penggantian katup jantung
16. Insulin – Dependent Diabetes Mellitus(Diabetes melitus tipe I)
17. Gangguan Intelektual akibat penyakit atau kecelakaan
18. Lekimia
19. Penyakit kawasaki
20. Gagal Ginjal Tahap akhir(end stage renal disease)
21. kehilangan anggota gerak
22. Luka bakar kritis
23. Trauma kepala serius
24. Transplantasi organ Penting
25. kelumpuhan
26. Poliomyelitis
27. Kardiomiopati primer (idiopatik)
28. Demam rematik dengan gangguan katup jantung
29. Asma Berat
30. Juvenile sistemik Arthritis kronis
31. Lupus Erythematosus Sistemik (SLE) dengan Lupus
32. Nephritis
15 Cacat Bawaan Lahir yang di proteksi Prudential pada produk Pru My Child :
1. Atresia Ani
2. Artrial Septal Defect
3. Cerebral Palsy
4. Kelainan bawaan pada langit-langit mulut umumnya yang berhubungan dengan bibir sumbing
5. Kelainan Bentuk Kaki
6. Buta Bawaan
7. Tuli Bawaan
8. Hernia Diafragmatik Bawaan
9. Pergeseran Panggul Bawaan
10. Infantile Hidrosefalus
11. Retinopati Prematur
12. Spina Bifida
13. Tetralogy of Fallot
14. Transposisi Pembuluh Darah Besar
15. Ventrikuler Septal Defect
S & K Berlaku
Syarat untuk memiliki produk Pru My Child ( PMC ) :
1. Usia Kehamilan : 20 W – 32 W ( actual age )
2. Usia Ibu : 18 – 40 tahun ( next birthday )
3. Mengisi form Surat Keterangan Kondisi Kehamilan ( diberikan dari Prudential ), diisi serta ditandatangan oleh dokter spesialis kandungan dan Ï‘i stempel RS
4. Melampirkan foto USG minimal 2 dimensi disertai hasil interpretasi USG secara tertulis dari dokter SPOG.
Kesehatan anak merupakan dambaan dan kebahagian setiap orang tua. Banyak usaha yang akan diusahakan untuk kesehatan untuk buah hati, dan hal terbaik yang bisa diusahakan adalah memberikan perlindungan maksimal kepadanya.
Terlebih lagi Penyebaran penyakit anak semakin sering kita dengar. Tingginya polusi, konsumsi junkfood yang berlebihan, kegiatan bermain di area public yang kurang terjaga kebersihannya, yang juga seringkali dinilai sebagai factor utama penyebabnya.
Katakanlah penyakit Kawasaki, jenis penyakit kritis yang biasa menyerang anak usia 1-2 tahun. Di Indonesia, jumlah kasus penyakit Kawasaki mencapai 5.000 kasus per tahun. Penyakit kankerpun banyak menyerang anak-anak. Berdasarkan data WHO (Word Health Organization), setiap tahun penderita kanker di dunia bartambah 6.25 juta orang dan dari jumlah tersebut 4% atau 250 ribu penderita adalah anak-anak.
PRUjuvenile crisis cover adalah manfaat tambahan (rider), yang dapat membantu mengurangi beban financial sebagai orang tua saat buah hatinya terdiaknosa menderita penyakit kritis dan dihadapkan pada biaya perawatan yang cukup besar.
PRUjuvenile crisis cover menawarkan perlindungan penyakit kritis yang khususnya diderita pada usia anak-anak dan memberikan perlindungan terhadap 32 jenis penyakit kritis dan melindungi buah hati kita hingga usia 18 tahun. Manfaat pertanggungan PRU juvenile crisis cover yang dibayarkan tidak akan mengurangi Uang pertanggungan produk asuransi dasar
32 KONDISI KRITIS
PRUjuvenile crisis cover;
1. Anemia Aplastik
2. Sindrom Apallic
3. Meningitis Bakteria
4. Tumor Otak Jinak
5. Kebutaan
6. Transplantasi sumsun tulang belakang
7. Bedah otak
8. Kanker selain leukimia
9. koma
10. Penyakit paru kronis
11. Tuli
12. Radang Otak
13. Glomerulonefritis dengan sindrom nefrotik
14. Penyakit tangan, kaki dan mulut dengan komplikasi berat
15. Penggantian katup jantung
16. Insulin – Dependent Diabetes Mellitus(Diabetes melitus tipe I)
17. Gangguan Intelektual akibat penyakit atau kecelakaan
18. Leukimia
19. Penyakit kawasaki
20. Gagal Ginjal Tahap akhir(end stage renal disease)
21. kehilangan anggota gerak
22. Luka bakar kritis
23. Trauma kepala serius
24. Transplantasi organ Penting
25. kelumpuhan
26. Poliomyelitis
27. Kardiomiopati primer (idiopatik)
28. Demam rematik dengan gangguan katup jantung
29. Asma Berat
30. Juvenile sistemik Arthritis kronis
31. Lupus Erythematosus Sistemik (SLE) dengan Lupus
32. Nephritis
Saat pasangan memutuskan untuk memiliki anak, artinya mereka sudah sadar konsekuensi yang akan didapat terutama dalam hal keuangan.
Sayangnya para orangtua baru sering melakukan enam kesalahan keuangan berikut ini.
Saat baru memiliki bayi, Anda dan pasangan tentu tengah dilimpahi kebahagiaan. Perhatian Anda dan suami juga seringkali hanya fokus pada
kebutuhan utamanya, seperti susu, pakaian, popok dan makanannya.
Dengan segala kesibukan dalam mengurus bayi itu, Anda dan suami pun jadi melupakan kalau si kecil juga perlu dipikirkan perencanaan
keuangannya. Kenapa perencanaan keuangan ini penting dipikirkan sejakdini, agar masa depan anak nantinya lebih terjamin. Sayangnya tidak sedikit orangtua yang melakukan kesalahan keuangan saat baru memiliki bayi. Berikut enam kesalahan itu seperti dikutip dari MSN:
1. Tidak Punya Asuransi Jiwa
Ketika Anda dan pasangan menjadi orangtua, memiliki asuransi jiwa sangat diperlukan. “Jika salah seorang dari Anda meninggal, Anda harus
memastikan kebutuhan yang ditinggalkan tetap bisa terpenuhi,” ujar ahli perencanaan keuangan asal California, Lynn Ballou.
Ballou menambahkan meskipun Anda atau pasangan sudah mendapatkan asuransi jiwa dari kantor, hal itu tetap belum cukup. Ia pun
menyarankan belilah produk asuransi saat Anda dalam kondisi sehat, jangan menunggu sakit karena akan lebih mahal.
2. Membeli Asuransi Jiwa untuk Bayi
Marilyn Capelli, ahli perencanaan keuangan asal Michigan mengatakan membeli asuransi jiwa untuk bayi sebenarnya tidak perlu dilakukan.
“Anda membeli asuransi jiwa untuk seseorang hanya jika meninggalnya orang itu membuat kondisi keuangan memburuk,” katanya.
Asuransi jiwa untuk bayi perlu dimiliki jika memang anak memiliki kondisi kesehatan yang tidak baik. “Jarang sekali anak sehat akan
memiliki masalah kesehatan saat dewasa,” ujar Capelli.
3. Menunda Menabung untuk Kuliah Anak
Tidak sedikit orangtua yang mulai menabung untuk biaya kuliah saat anak memasuki usia SMA. Jika hal itu dilakukan, sudah sangat
terlambat.
“Waktu terbaik untuk memulai adalah saat anak baru lahir,” tutur ahli perencanaan keuangan asal Maryland, Amerika Serikat.
Sekarang ini ada berbagai cara untuk mulai mengumpulkan uang yang akan dipakai sebagai biaya kuliah anak. Selain dengan menabung, Anda juga
bisa melakukannya dengan berinvestasi. Namun yang perlu diingat, setiap investasi baik itu emas atau reksadana memiliki risiko masing-masing.
4. Melupakan Dana Pensiun
Saat Anda dan pasangan menabung untuk biaya kuliah anak, Anda merasa keuangan Anda di masa depan sudah aman. Anda dan suami pun jadi lupa kalau sebenarnya setiap pasangan seharusnya juga memikirkan dana pensiun.
“Menabung untuk dana pensiun seharusnya adalah yang pertama dilakukan, dana kuliah di urutan kedua,” jelas Ballou. “Anda, suami dan anak bisa
memikirkan cara lain bagaimana bisa tetap sekolah. Akan lebih buruk jika anak Anda malah harus membiayai Anda saat Anda dan suami pensiun,” tambahnya.
5. Boros Dalam Hal Berbelanja Kebutuhan Bayi
Semakin tinggi pendapatan, semakin besar juga pengeluaran Anda dan pasangan untuk membesarkan anak. Menurut data dari Department of Agriculture di Amerika Serikat, pada 2003, seorang anak yang lahir di 2003 dengan pendapatan orangtuanya lebih dari US$ 65.400 setahun, pengeluaran untuk membesarkannya butuh uang lebih dari US$ 344 ribu. Uang tersebut hanya cukup untuk si anak sampai berusia 18 tahun.
Maryland berpendapat, banyak orangtua berpikir apa yang mereka keluarkan untuk anak semuanya memang penting. Padahal sebenarnya
tidak. Faktanya, tidak sedikit orangtua yang mengakui mereka cukup boros di tahun pertama kelahiran dan sebelum si bayi lahir.
“Orangtua baru berpikir mereka membutuhkan semuanya, ingin semuanya sempurna, dan tidak memikirkan biayannya,” ujar Maryland.
Oleh karena itu sebelum mulai membeli perlengkapan anak, orangtua baru seharusnya membuat rencana pengeluaran. Anda dan pasangan juga jangan malu untuk memakai barang bekas untuk perlengkapan tertentu seperti stroller dan tempat tidur. Yang perlu diingat, perlengkapan yang
dibeli tersebut sebagian besar hanya terpakai selama setahun. Untuk baju malah tidak sampai setahun, Anda sudah harus membelinya lagi.
6. Bekerja atau Jadi Ibu Rumah Tangga?
Beberapa wanita tidak cukup bijak menjawab pertanyaan ini. Tanpa pertimbangan matang, ada yang memilih berhenti bekerja karena ingin
sepenuhnya mengasuh si kecil.
Jawaban pertanyaan tersebut sebenarnya mudah saja. Jika pendapatan pasangan cukup untuk memenuhi pengeluaran untuk anak, menjadi ibu
rumah tangga tentu pilihan yang baik.
Namun sebelum memutuskan, ada beberapa faktor keuangan yang perlu diperhatikan. Salah satu yang penting adalah keuntungan yang didapat
dari kantor jika Anda bekerja, seperti biaya kesehatan anak.
“Buatlah perbandingan apa saja keuntungan dari Anda bekerja atau tidak. Pikirkan juga bagaimana pengeluaran lainnya bisa terpenuhi,” ujar Downey.
#asuransikeluarga, #asuransikesehatan, #prumychild, #perlindunganibudananak, #syaratpmc